Lumajang , kpksigap.com Lemahnya sistem manajemen penyaluran Program Kredit Usaha Rakyat (KUR) yang dikelolah oleh PT. Sinergi Gula Nusantara (SGN) pabrik gula Jatiroto – menjadi sorotan bagi para petani tebu di Kab. Lumajang pasalnya kabar tak sedap ini menyeret para petinggi PT.SGN pabrik gula terbesar di Jawa timur itu yaitu tentang adanya dugaan Penyalagunaan kridit KUR yang telah digelontorkan kepada kelompok usaha petani tebu binaan PT SGN pabrik gula Jat>roto yang nilainya fantastis kurang lebih 12 milyar
Seperti ketahui, sebagaimana diatur Permenko no.1 tahun 2022 tentang Pedoman Pelaksanaan KUR, peran PT. SGN disini sebagai mitra dan off-taker atau penjamin pembelian hasil panen tebu petani tebu para peserta KUR otomatis pihak PT.SGn diberikan keleluasaan tidak hanya sebagai pemberi rekomendasi, sebagai pembinaan dan pengawasan terkait legalitas usaha,lokasi usaha, kelayakan usaha, status dan luas kepemilikan lahan petani tebu ketika dalam proses pengajuan KuR dari fihak Bank Penyalur.
Namun tampaknya kewenangan itu di salahgunakan oleh PT.SGN Dan yang lebih para lagi disinyalir dugaan persengkolan yang melibatkan beberapa pihak yaitu Bank Penyalur, PT.SGN dan Ketua Kelompok usaha sehingga muncullah transaksi kredit fiktif.
Berdasarkan informasi, dugaan kredit fiktif ini mulai terendus saat Tersiar kabar adanya kejanggalan ada belasan petani tebu binaan PT.SGn dengan mudahnya mendapatkan pinjaman kur tanpa agunan dari bank ber plat merah sebesar 500jt per org pada masa tanam 2023-2024
Dengan Merebaknya kasus diatas awak media ini melakukan investigasi untuk mengungkap kebenaran dugaan kasus pinjaman fiktif yang Terjadi di PT.SGN
Berbekal data yang valid, awak media berhasil mencari dan menemukan rumah kediaman seorang wanita berinisial NJ yang berstatus janda berkisar umur 55 tahun yang diduga menerima manfaat pinjaman KUR sebesar Rp500juta, ternyata Rumah tempat tinggalnya tampak sepi yang terletak di lorong gang kecil, di Desa Kaliboto lor, Kecamatan Jatiroto.
Dari keterangan beberapa tetangga, ternyata NJ tidak setiap hari berada dirumahnya sebab profesi sebagai pembantu rumah tangga ( PRT) kondisi ini mengharuskan NJ harus menginap di rumah majikannya meski lokasi tempatnya kerjanya hanya beberapa meter saja dari kediamannya itu.
Untuk mendapatkan informasi Terkait Kebenaran luas lahan tebu yang dimiliki NJ, awak media terus mencar info tentang keberadaan lahan milik NJ.
Alhasil diperoleh informasi dari tetangga NJ dan menceritakannya kepada awak media, “Lahan milik NJ luasnya hanya sekitar 3 bak atau kurang dari setengah hektar sekarang memang ditanami tebu yang terletak di sebelah dusun sini berdekatan dengan lahan saya.” Ujarnya tanpa mau menyebutkan identitas dikarenakan Masih kerabat dekatnya.
Bahkan, beberapa warga yang ditemui oleh awak media mengungkapkan ketidakpercayaannya dan bahkan mustahil jika wanita bernama NJ bisa memperoleh pinjaman miliaran rupiah dari bank.
Data yang diperoleh menunjukkan bahwa NJ memang merupakan salah satu anggota dari kelompok usaha petani tebu yang diketuai seseorang yang berinisial DA Atas pemberian rekomendasi DA inilah NJ mendapatkan pinjaman milyaran rupiah.
Hingga berita ini diturunkan, NJ masih tidak berada di rumahnya
Sementara itu Ketua ormas LSM Tapalkuda Nusantara DPC KABUPATEN LUMAJANG, bpk noto mengatakan, “kasus pemberian rekomedasi palsu yang diberikan kepada petani binaan PT. SGN PG.jatiroto nyata ada indikasi penyimpangan berharap aparat penegak hukum berani mengungkap tuntas skandal kredit fiktif ini.
Masih menurutnya,terutama pinjaman KUR yang diberikan kepada petani yang berstatus kelompok usaha dimana setiap orang masing masing mendapatkan kridit KuR 500 JT dari bank tetapi petani ini malah tidak merasa menggunakan, hanya dipinjam KTPnya saja untuk pengajuan KUR sementara tebunya pun juga tidak ada,” paparnya.
program pemerintah tentang percepatan swasembada gula nasional untuk peningkatan pendapatan petani yang dipercayakan kepada PT.SGN ternyata gagal. Jelas mantan anggota DPRD lumajang ini
(DMUSDIANTONO- wartawan Lumajang)