Ketua PROGIB ketapang angkat bicara Pasien BPJS Puskesmas Sandai Menjerit, Kepala Dinas Kesehatan Bersikap Arogan

Ketapang, kpksigap.com //
 Lambat Banyaknya keluhan masyarakat Kecamatan Sandai saat berobat ke Puskesmas khususnya pasien BPJS, lantaran tiap berobat pasien harus menebus obat di luar.
Beberapa pasien yang ditemui media ini menyebut, bahwa mereka saat berobat harus membeli obat di luar.
” Saya ketika berobat yang ditanggung Puskesmas hanya infus saja, sedang untuk obat kita disuruh nebus di luar. Namun anehnya kalo pasien umum mereka disediakan obat dari puskesmas,” ujar sumber yang tidak bersedia namanya disebutkan. Senin(14/04/2025).
Sumber juga mengungkapkan kekesalan nya dan bertanya-tanya, apakah memang seperti itu perlakuan untuk pasien BPJS.
“Obat-obatan yang diperlukan sesuai tugas pokok Puskesmas harusnya tersedia, tidak ada alasan bagi Puskesmas untuk mengabaikan penyediaan obat,” ungkapnya kesal.
Menyikapi keluhan warga, Selamet Yudistira, Ketua Pro Garda Indonesia Bersatu(PROGRIB) angkat bicara. Menurutnya telah banyak mendengar keluhan masyarakat yang pernah menjadi pasien berobat di Puskesmas Sandai.
“Masyarakat Sandai mengakui bahwa di Puskesmas Kecamatan Sandai obat-obatan selalu kosong yang dialokasikan masih belum memadai dibandingkan kebutuhan yang sebenarnya,” kata Selamet.
Lanjut Selamet mengatakan, harusnya pihak puskesmas ada kerjasama dengan Apotek terdekat guna menanggulangi kekurangan atau kekosongan.
“Langkah ini dimaksud agar ketika terjadi kekosongan stok obat di Puskesmas, pasien tetap bisa mendapatkan obat di apotek tanpa harus mengeluarkan biaya tambahan. Puskesmas dapat bekerja sama dengan apotek sehingga jika ada kekosongan,
 pasien bisa langsung ambil obat di apotek yang sudah berkolaborasi dengan Puskesmas,” tegasnya.
Sebagai ormas yang konsen terhadap masalah sosial masyarakat, pada Kamis (17/04/2025) Selamet mendatangi Dinas Kesehatan Kabupaten Ketapang menemui Kepala Dinas untuk berkoordinasi. Namun sayangnya kehadiran Selamet tidak diterima dengan baik, bahkan dr.Feria Kowera Selaku Kepala Dinas menunjukan sikap arogan dan tidak bersahabat.
” Saya datangin kantor dinas kesehatan kabupaten ketapang untuk kordinasi dengan kepala dinas kesehatan ibu Feria pada jam 10.15 wib. Saat itu di ruangan nya ada tamu, sembari menunggu tamu nya keluar saya mengisi buku tamu di ruang tunggu. Kemudian kepala dinas kesehatan menyapa saya,” ujar Selamet.
Dalam pertemuan dengan Kepala Dinas terjadi argumen, karena dr Feria tidak bersedia berdiskusi dan hanya menemui Selamet di ruang tunggu, dengan alasan ruangannya akan digunakan untuk pertemuan, yang mana sebagai seorang Kepala Dinas tidak menghormati tamu bahkan mengeluarkan ucapan bernada mengusir.
” Kita ngobrol di sini saja bapak tidak apa karena ruangan saya mau di buat rapat sebentar lagi bapak, “tutur Samet menirukan ucapan dr Feria.
Selamat sempat menyampaikan, kalau dirinya datang ke dinas untuk berkoordinasi mengenai keluhan masyarakat Kecamatan Sandai terkait pelayanan Puskesmas, namun Kepala Dinas tersebut tidak menghiraukan permohonan dari nya.
“Bapak saya sudah bilang ruangan saya mau dibuat rapat, di sini saja tidak masalah Bapak kita terbuka sekarang, silakan sampaikan apa perlunya Bapak, tempat ini umum bebas bicara disini enak yang penting saya menyambut Bapak dengan baik kalau Bapak Slamet tidak mau di sini ya silakan pergi saja,” kata dr Feria.
Sikap Arogan dari Kepala Dinas mencerminkan bobroknya etika, Bupati Ketapang selaku Kepala daerah harusnya mengevaluasi para pejabat yang tidak bisa memberikan pelayanan publik yang baik.
KPK Sigap Red – Slamet Yudistira

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *