KPKSigap.com, Kota Depok – // Sengkarut proyek pekerjaan pembangunan sistem drainase dengan U-Ditch dan penutup di Kelurahan Ratu Jaya, Kecamatan Pancoran Mas, Kota Depok ditemukan kembali hancur. Beberapa hari selesai dikerjakan sudah hancur dan retak. Hal itu terjadi diduga disebabkan karena lemahnya pengawasan, penggunaan bahan yang tidak sesuai teknis standar, dan metode pengerjaan yang salah.
Temuan ini menjadi yang kedua kali terjadi di proyek pembangunan drainase yang sama. Terpantau, coran semen hancur jadi pasir dan tepat di depan pintu gerbang rumah warga. Sebelumnya, di titik lainnya terjadi kerusakan tetapi pantauan awak media di lapangan, Senin (19/5), sudah ditambal dengan semen tipis. Hal ini menjadi sorotan warga dan disinyalir ada yang tidak beres di pembangunan drainase tersebut.
“Kemarin di titik sana hancur, sekarang di titik ini hancur lagi. Ada yang tak beres ini pengerjaan saluran air. Masa baru beberapa hari selesai dikerjakan, sudah pada hancur sana-sini. Anggarannya yang kurang atau pengerjaannya yang tidak profesional? Dana anggarannya ini kan dari pajak rakyat, bukan dari uang pejabat itu,” kata babe Uya warga setempat.
Diketahui, pembangunan sistem drainase U-Ditch di jalan Ait Solih, Kelurahan Ratu Jaya, Kecamatan Pancoran Mas menggunakan sumber dana APBD Kota Depok. Pelaksana pekerjaan CV. Tamaro Karunia Bersama, sementara Konsultan Supervisi PT. Jirolu Saka Tama dan Konsultan Pelaksana, Naya Nika Konsultan.
Pembangunan sistem drainase diduga tidak menggunakan pasir sebagai lantai dan material/tulangan baja U-Ditch tidak menggunakan mutu K350. Pantauan di lapangan, para pekerja tidak menggunakan dan mengindahkan kelengkapan Alat Perlindungan Diri (APD) dan perlindungan atas Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) sesuai Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja juncto Peraturan Menteri PU Nomor 5/PRT/M/2014 tentang Keselamatan dan Kesehatan Kerja Konstruksi.
Pekerjaan pembangunan sistem drainase selama 60 hari kalender yang dimulai tanggal 25 Maret 2025 dan direncanakan selesai pada 23 Mei 2025. Adapun volume pekerjaan panjang pemasangan U-Ditch sekitar 100 meter dengan anggaran biaya Rp. 102,7 juta. Menurut keterangan warga, pekerjaan U-Ditch dan penutupnya sudah selesai dipasang pada 14 April 2025.
Sebelumnya, ketika awak media meminta keterangan warga, ibu Dewi (45 tahun) perihal rusaknya pembangunan sistem drainase tersebut, warga mengatakan pekerjaan pembangunan drainase baru beberapa hari selesai dikerjakan dan tidak mengetahui pasti penyebabnya.
“Salurannya airnya baru selesai dikerjakan beberapa hari kemarin tapi ini sudah hancur semennya, tidak tahu pasti penyebabnya,” katanya dalam keterangannya ditemui di rumahnya, Rabu (30/4/2025).
Sementara itu, warga yang lainnya juga mempertanyakan pekerjaan pembangunan sistem drainase yang hanya satu sisi jalan saja. “Saluran airnya hanya dibangun satu sisi jalan saja. Kenapa pemerintah tidak membangun saluran airnya dua sisi, kiri dan kanan sekalian?” tanya Galih tokoh masyarakat sekitar.
Warga mendesak lembaga terkait harus turun langsung ke lokasi untuk melihat dan mengaudit pekerjaan proyek pembangunan sistem drainase lingkungan di Kelurahan Ratu Jaya, Pancoran Mas.
Warga berharap agar pekerjaan drainase yang dibiayai dari pajak rakyat harus dibangun sesuai spesifikasi dan standar yang telah ditetapkan dalam Rancangan Angggaran Belanja (RAB). Pemerintah Kota Depok diharapkan tidak lepas tangan dan tidak menghambur-hamburkan anggaran di tengah efisiensi ketat pemerintahan presiden Prabowo Subianto.
Ketika awak media mencoba meminta keterangan dari Lurah Kelurahan Ratu Jaya, hanya menjawab secara normatif dengan mengatakan belum tahu dan akan segera meninjau ke lokasi. “Saya belum tahu, nanti saya akan tinjau ke lokasi. Terima kasih atas informasinya,” tutur Bambang ketika ditemui di kantornya, Rabu (21/5/).
Sebelumnya, Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) Kota Depok, Citra Indah Yulianty, ketika diminta keterangan dua kali terkait sengkarut proyek drainase yang sudah hancur beberapa hari setelah selesai dikerjakan. Kepala Dinas PUPR tersebut mengatakan ‘akan diperbaiki’.
“Itu yang dipilox memang dikasih tanda oleh pengawas untuk diperbaiki segera,” kata Citra Indah yang dinobatkan sebagai Aparatur Sipil Negara (ASN) terbaik 2025, ketika diminta keterangan terkait sengkarut proyek drainase tersebut, Jumat (2/5).
Sementara temuan proyek drainase yang kembali hancur di titik lainnya, ketika diminta kembali konfirmasi, Kepala Dinas PUPR Depok tersebut kembali menjawab secara normatif dan enteng. “Nanti diperbaiki,” katanya lagi melalui pesan singkat, Rabu (21/5).
Sementara itu, Kepala Bidang Sumber Daya Air (Kabid SDA) Dinas PUPR Kota Depok, Argha Dharma Tubagus, ketika diminta keterangan berkali-kali, juga tidak mau menanggapi dan menghindari media meskipun sudah diserahkan temuan bukti-bukti pekerjaan sistem drainaise. Kepala bidang Sumber Daya Air tersebut selalu menghindar setiap kali diminta keterangan. Bahkan nomor telepon awak media selalu diblokir, terutama dari jurnalis investigasi dan yang kritis.
Bekasi, kpksigap.com – Pemerintah Kabupaten Dairi mendapat penghargaan peringkat dua se-Indonesia atas capaian Indonesia Sepekan Mengejar Imunisasi (PENARI). Kegiatan ini dalam rangka menyambut Hari Kesehatan […]
KUANSING,kpksigap.com – Seorang penambang emas tanpa izin (PETI) di desa Bukit Pedusunan Kecamatan Kuantan Mudik,Kabupaten Kuantan Singingi,Riau meninggal dunia akibat tertimbun longsoran tanah saat […]
MANADO — kpksigap.com, Kamis, 07 Agustus 2025. Bencana angin puting beliung yang melanda Kelurahan Mahakeret Timur, Kecamatan Wenang, Kota Manado, Rabu (6/8/2025) sekitar pukul 13.00 […]