MADIUN,” kpksigap.com –
Rencana pengadaan incinerator tinggal cerita. Padahal, TPA Winongo diklaim amat butuh alat untuk membakar limbah itu.
Faktor anggaran disebut-sebut sebagai biangnya.
Kabid Sampah dan Limbah B3 Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Madiun Afandi mengatakan, incinerator dibutuhkan untuk mengurangi volume sampah di TPA Winongo.Dia menuturkan, alat tersebut perlu ada tahun ini untuk mengoptimalkan pengelolaan sampah.
‘’Belum bisa karena keterbatasan anggaran, ada kabar refocusing juga,’’ ungkap Afandi, Rabu (5/2).
Afandi menuturkan, rata-rata produksi sampah di kota ini 120 ton per hari. Perihal pengelolaannya, dilakukan dengan sistem yang sudah ada saat ini.
Seperti, memaksimalkan keberadaan bank sampah
‘’Total ada 180 lebih bank sampah,’’ ujarnya.
Dia menuturkan, TPA Winongo sudah overload sejak 2022. Bahkan jalan menuju TPA dipakai untuk control and field.
Kondisi akses tersebut kini sudah tertimbun. Sejatinya, pengelolaan ada di zona masing-masing.
‘’Dari tujuh zona, jalan akses antara dua zona sudah tertumpuk sampah,’’ ungkapnya.
Warga diharapkan membuang sampah pada tempatnya. Tiap rumah tangga bisa membuat lubang sampah organik yang bisa dijadikan pupuk.
‘’Kalau sampai kami tercapai kegagalan pelayanan TPA ya saya tidak bisa memprediksi. Tapi saat ini kami sudah overload.
(KPKsigap – RED – Ronny)




